Tidur memiliki manfaat yang sangat besar untuk tumbuh kembang seorang bayi. Makin sering bayi tidur, cenderung mengalami pertumbuhan lebih cepat terutama dari segi tinggi badannya.
Bagi orang dewasa, tidur diidentikkan dengan waktu istirahat. Namun, bagi bayi dan anak-anak, tidur adalah saat untuk mengoptimalkan laju tumbuh kembang badan. Karena itu, saat tidur, pertumbuhan fisik anak terpacu. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal sleep mengungkapkan, lama tidur anak berkait erat dengan pertambahan berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisik bayi.
Daripada mengandalkan ingatan orang tua tentang pola tidur dan pertumbuhan bayi, studi ini mencatat data secara real time jangka waktu tidur bayi yang berusia mulai empat hingga 17 bulan. Pola tidur harian bayi telah dicatat oleh 23 orangtua yang terlibat dalam penelitian dan 5.798 buah rekaman tersebut dianalisis setiap hari.
Penelitian ini melibatkan 14 anak perempuan dan sembilan anak laki-laki, dengan rata-rata berusia 12 hari. Kesemua bayi sehat saat lahir dan bebas dari komplikasi kolik atau kondisi medis lainnya selama tahun pertama mereka.
Sang ibu diminta untuk mencatat secara rinci kapan dan berapa lama waktu tidur dan terbangun sang bayi, serta mencatat apakah mereka masih menyusui, sudah mengonsumsi susu formula, atau keduanya. Selain itu, dipantau juga apakah bayi mereka menunjukkan tanda-tanda penyakit, seperti muntah, demam, diare atau adanya bintik merah pada kulitnya.
Pertumbuhan panjang badan diukur menggunakan teknik peregangan maksimal, yang dilakukan semi-mingguan untuk 18 bayi, setiap hari pada tiga bayi dan mingguan untuk dua bayi. Pemantauan ini berlangsung antara 4-17 bulan secara terus-menerus.hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi memiliki rentetan waktu tidur yang tidak biasa, dengan 24 jam peningkatan durasi selama waktu jeda, dengan rata-rata 4,5 jam sehari selama dua hari.
Penelitian juga menemukan, waktu tidur per hari juga meningkat dalam jadwal yang berselang-seling dari rata-rata tiga kali tidur ekstra per hari selama dua hari.
“Ini puncak dalam total durasi tidur dalam sehari dan jumlah waktu tidur yang secara signifikan terkait dengan pertumbuhan terukur yang bergerak cepat dalam panjang tubuh, yang cenderung terjadi dalam waktu 48 jam setelah waktu tidur yang tercatat,” tulis kesimpulan studi tersebut.
Temuan studi yang dilanjutkan dengan analisis lebih dalam menyebutkan, kemungkinan lonjakan pertumbuhan meningkat rata-rata 43 persen untuk setiap waktu tidur tambahan dan 29 persen untuk setiap jam tidur tambahan.
“Hasil empiris menunjukkan bahwa lonjakan pertumbuhan tidak hanya terjadi selama tidur, tetapi secara signifikan dipengaruhi oleh tidur,” ujar peneliti utama dr michelle lampl, seorang samuel candler dobbs profesor di departemen antropologi, universitas emory di atlanta, amerika serikat.
“Tidur yang lebih lama sesuai dengan pertumbuhan yang lebih besar dalam panjang tubuh (bayi),” tambahnya seperti dikutip laman redorbit. Com.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa jenis kelamin bayi membuat perbedaan dalam pola tidur yang berhubungan dengan pertumbuhannya.
“Lonjakan pertumbuhan terkait dengan peningkatan durasi lamanya tidur pada anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan, dan peningkatan jumlah waktu tidur pada anak perempuan dibandingkan dengan laki-laki,” sebut lampl.
Lampl menuturkan, orangtua yang mudah frustrasi dengan bervariasi dan tak terduganya pola tidur bayi dapat terhibur oleh hasil ini. Penyimpangan soal tidur bayi bisa menyedihkan bagi orangtua.
“Namun, temuan ini memberikan informasi yang membantu orangtua untuk memahami bayi mereka dan menunjukkan bahwa perilaku tidur yang tidak menentu tampaknya adalah bagian normal dari pertumbuhan,” kata Lampl.
No comments:
Post a Comment